Music Player

Minggu, 01 Februari 2015

Minggu, 05 Oktober 2014

Pertemuan 9



What's Up semua!!! hari ini saya belajar eksistensialisme menurut Kierkegaard dan Satre




Menurut Kierkegaard


Pokok-pokok ajaran Kierkegaard
Kierkegaard memberikan kritik kepada Hegel: Kierkegaard memandang Hegel sebagai pemikir besar, tp satu hal yg dilupakan Hegel yang menurut Kierkegaard adalah eksistensi menusia individual dan konkret. Manusia tidak dapat dibicarakan ‘pada umumnya’ atau ‘menurut hakekatnya’, karena manusia pada umumnya tidak ada yang ada itu adalah manusia konkret yang semua penting, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan. Manusia itu eksistensi. Eksistensi berarti bagi Kierkegaard merealisir diri, mengikat diri dengan bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya. Hanya manusia bereksistensi, karena dunia, binatang dan sesuatu lainnya hanya ‘ada’. Juga Tuhan ‘ada’. Tapi manusia harus bereksistensi, yakni menjadi (dlm waktu) seperti ia (akan) ada (secara abadi).


Ada tiga cara bereksistensi: tiga sikap terhadap hidup, yaitu: sikap estetis, sikap etis dan sikap religius.

Sikap estetis: Merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yg dikuasai oleh perasaan. Cara hidup yang amat bebas. Manusia harus memilih hidup terus dengan kenikmatan atau meloncat ke tingkat lebih tinggi lewat pilihan bebas.
Sikap etis: Sikap menerima kaidah-kaidah moral, suara hati dan memberi arah pada hidupnya.
Sikap religius: Berhadapan dengan Tuhan, manusia sendirian.



Manusia menjadi seperti yang dipercayainya
Pernyataan Parmenides hingga Hegel: ‘Berpikir sama dengan berada’ ditolak oleh Kierkegaard, karena menurutnya ‘percaya itu sama dengan menjadi’. Disini dan kini manusia percaya dan menentukan bagaimana dia akan ada secara abadi. Manusia memilih eksistensinya entah sebagai penonton yang pasif, atau sebagai pemain/individu yg menentukan sendiri eksistensinya dg mengisi kebebasannya.


Waktu dan Keabadian
Setiap orang adalah campuran dari ketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia adalah gerak menuju Allah, tapi juga terpisah/terasing dari Allah. Manusia dapat menyatakan YA kpd Tuhan dlm iman, atau mengatakan TIDAK. Jika ia mengatakan YA, ia akan menjadi yang ia ada. Manusia hidup dalam dua dimensi sekaligus: keabadian dan waktu. Kedua dimensi itu bertemu dalam ‘saat’. Saat adalah titik dimana waktu dan keabadian bersatu. Kita menjadi eksistensi dalam saat, yaitu saat pilihan. Pilihan itu suatu ‘loncatan’ dr waktu ke keabadian.


Subyektivitas dan eksistensi sebagai tugas
Eksistensi manusia bukan sekadar suatu fakta, tapi lebih dari itu. Eksistensi manusia adalah tugas, yang harus dijalani dengan kesejatian sehingga orang tidak tampil dengan semu. Bila eksistensi suatu tugas, ia harus dihayati sebagai suatu yang etis dn religius. Eksistensi sebagai tugas disertai oleh tanggungjawab. Tidak seperti berada dalam massa, eksistensi sejati memungkinkan individu memilih dan mengambil keputusan sendiri. Untuk itulah Kierkegaard menganggap subyektivitas dan eksistensi sejati itu suatu tugas.


Publik dan individu
Pendapat umum kerap didukung oleh khalayak ramai yg anonim belaka. Publik bagi Kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas. Publik menjadi berbahaya bila itu dianggap nyata. Orang sering berusaha menggabungkan diri dalam kelompok dengan mengumpul tanda tangan. Ini bukti orang itu tidak berani tampil sendiri secara berarti. Mereka itu orang-orang lemah. Mengandalkan diri pada kekuatan numerik. Ini adalah kelemahan etis. Kierkegaard bukan menolak adanya kemungkinan bagi manusia untuk bergabung dengan yang lain. “Hanya setelah individu itu mencapai sikap etis barulah penggabungan bersama dapat disarankan. Kalau tidak, penggabungan individu yang lemah sama memuakkan seperti perkawinan antara anak-anak”


Menurut Satre


Pemikiran filsafat Sartre
Sulit menjabarkan pemikiran filsafat Sartre secara singkat. Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri. Keberadaan manusia berbeda dengan keberadaan benda lain yang tidak punya kesadaran. Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya. Bagi manusia eksistensi mendahului esensi.


Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai subjektivitas. Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggungjawab. Tanggungjawab yang menjadi beban kita jauh lebih besar dari sekedar tanggungjawab terhadap diri kita sendiri. Dibedakan ‘berada dlm diri’ dan ‘berada untuk diri’. Berada dalam diri = berada an sich, berada dalam dirinya, berada itu sendiri. Mis. meja itu meja, bukan kursi, bukan tempat tidur.


Semua yang berada dalam diri ini tidak aktif. Mentaati prinsip it is what it is. Maka bagi Sartre segala yang berada dalam diri: memuakkan. Sementara berada untuk diri = berada yg dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan dg keberadaannya. Bertanggungjawab atas fakta bhw ia ada. Mis. Manusia bertanggungjawab bhw ia pegawai, dosen. Benda tdk sadar bhw dirinya ada, tp manusia sadar bhw dia berada. Pd manusia ada kesadaran.

Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri, melainkan kesadaran diri.
Baru kalau kita scr refleksif menginsyafi cara kita mengarahkan diri pd objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.Tuhan tdk bisa dimintai tanggungjawab . Tuhan tdk terlibat dlm putusan yg diambil oleh manusia. Manusia adalah kebebasan, dan hanya sbg makhluk yg bebas dia bertanggungjawab.
Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. Bila kebebasannya ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka. Baru kalau kita scr refleksif menginsyafi cara kita mengarahkan diri pd objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri.

Tuhan tdk bisa dimintai tanggungjawab . Tuhan tdk terlibat dlm putusan yg diambil oleh manusia. Manusia adalah kebebasan, dan hanya sbg makhluk yg bebas dia bertanggungjawab.
Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. Bila kebebasannya ditiadakan, maka manusia hanya sekedar esensi belaka.


Apakah yang mengurangi kebebasan manusia?


Beberapa kenyataan (kefaktaan) yg mengurangi penghanyatan kebebasan:

Tempat kita berada: situasi yg memberi struktur pd kita, tp juga kita beri struktur.
Masa lalu: tdk mungkin meniadakannya krn masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini
Lingkungan sekitar (Umwelt).
Kenyataan adanya sesama manusia dg eksistensinya sendiri.
Maut: tdk bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.

Walaupun kefaktaan ini melekat dlm eksistensi manusia, tapi kebebasan eksistensial tdk bisa dikurangi/ditiadakan.


Ketubuhan manusia
Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelama sbg wujud yg bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia. Tubuh sbg pusat orientasi tdk bisa dipandang sbg alat sematamata,tp mengukuhkan kehadiran kita sbg eksistensi.


Komunikasi dan cinta

Komunikasi = suatu hal yg apriori tak mungkin tanpa adanya sengketa, krn setiap kali org menemui org lain pd akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yg seorg seolah2 membekukan org lain. Terjadi saling pembekuan shg masing2 jadi objek.
Cinta = bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa krn objektifikasi yg tak terhindarkan.

Sumber : PPT Filsafat

semoga bermanfaat bagi anda, karena saya bingung jelasin ini

Pertemuan 8

Manusia dan Afektivitasnya

Hey Everybody!!! hari ini saya belajar tentang manusia dan afektivitasnya, yap, cinta and cinta again

Kekayaan dan Kompleksitas Afektivitas Manusia


Manusia dapat dibedakan dengan tumbuhan karena manusia memiliki afektivitas. Afektivitas adalah sesuatu yang membuat manusia menjadi "berada" di dunia karena mendorong orang untuk mencintai, mengabdi, dan kreatif. Afektivitas juga lah yang memperdalam cara hadir kita di dunia ini.


Disposisi (pendapat) afektif dasar subjek terhadap objek adalah kehidupan afektif berputar pada2 kutub yang saling bertentangan satu sama lain dan mengarah kepada objek karena menyukainya, atau berpaling karena menganggapnya buruk. Pada intinya, cinta adalah afektivitas paling dasariah. Sikap yang diambil afektivitas berhadapan dengan objek adalah yang dianggap berguna, subjek mencintainya (cinta utilitaris atau bermanfaat).


Sikap subjek juga ditentukan secara afektik oleh objeknya. Hal tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu perasaan dan emosi. Perasaan dan emosi merupakan keadaan / cara yang berbeda menurut bagaimana subjek dapat menguasai objek tertentu. Menurut Thomas Aquinas, keadaan dan cara berbeda-beda tersebut adalah "Hasrat-hasrat jiwa". Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas disebut "suasana hati". Suasana hati akan menjadi baik apabila kemampuan bekerja baik pula.






Apa yg bukan perbuatan afektif


Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan. Kerap afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa, padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yg spiritual.


Apa yg merupakan perbuatan afektif ?


• Hidup afektif atau afektivitas = seluruh perbuatan afektif yg dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
• Perbuatan afektif sedikit mirip dg ‘perbuatan mengenal’ krn dianggap perbuatan vital/imanen. Tapi perbuatan afektif beda dg ‘perbuatan mengenal’ krn perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada ‘perbuatan mengenal’ subyek membuka diri pd obyek.


Kondisi afektivitas manusia


· Perlu suatu ikatan kesamaan antara S dan O perbuatan afektifnya
· Kesenangan dari cara afektif harus dicurigai ? bersatulah dalam pikiran dan perasaan denngan apa yg baik bagi kita. Kesenangan -> Perasaan yang dialami S bila dia dihinggapi oleh keadaan berada lebih baik



Catatan cinta akan diri, sesama dan Tuhan


Cinta akan dirinya sendiri sering dianggap oleh banyak orang sebagai egoisme. Egoisme adalah menolak perhatian otentik kepada orang lain dan hanya mengambil keuntungan dari orang lain. Padahal, mencintai diri sendiri hanya akan dapat ditemukan apabila orang tersebut dapat mencintai orang lain secara sungguh-sungguh.



Mencintai Tuhan bukan berarti kita mengasingkan diri dari diri kita sendiri. Hal ini dikarenakan Tuhan tidak pernah melawan kita. Tuhan adalah sesuatu yang transenden atau melampaui kita, namun juga imanen yaitu sangat dekat dengan kita. Menurut St. Agustinus, Tuhan adalah pangkal dari kepribadian kita dan merupakan dasar semua manusia untuk berkomunikasi. Semakin kita dekat dengan orang lain, makan kita akan semakin dekat dengan Tuhan.








Kebebasan


Jiwa dan Badan

Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya
Dalam fungsi menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas
Karena jiwalah manusia menjadi mahluk bebas
Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan merupakan penting humanisme


“sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan” (Erich Fromm, The Fear of Freedom, 1960)
Artinya, kebebasan menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia


Pandangan Determinisme
adalah aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia. Setiap peristiwa, termasuk tindakan dan keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya.


Berikut adalah berbagai pandangan dan juga aliran mengenai determinisme :
1. Determinisme fisik-biologis
2. Determinisme psikologis
3. Determinisme sosial
4. Determinisme teologis


Kebebasan sebagai Bagian dari Eksistensi Manusia
Menurut padangan Immanuel Kant tentang kebebasan dan kehidupan moral, perbuatan moral ada pada kebebasan itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya tanggung jawab karena kehidupan tidak berjalan teratur tanpa adanya tanggung jawab.



Apa Arti Kebebasan?
Secara umum, kebebasan adalah ketika tidak adanya hambatan, paksaan, halangan, dan aturan. Namun, apabila ditelaah secara khusus, kebebasan tersebut dinamakan kebebasan eksistensial.
Menurut proses Filsuf Whitehead, kebebasan eksistensial adalah penyempurnaan diri dan kesanggupan memilih dan memutuskan. Hal tersebut ditegaskan oleh Franz Magnis-Suseno yang mengatakan bahwa ada kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan yaitu kebebasan dan hak-hak dasar.


Jenis-Jenis Kebebasan :
a) Kebebasan Horizontal (berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dankebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai)
b) Kebebasan Eksistensial (Kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain) kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif.


Nilai humanistic dalam kebebasan eksistensial :
- Melibatkan pertimbangan
- Mengedepankan nilai kebaikan
- Menghidupkan otonomi
- Menyertakan tanggung jawab


4 alasan adanya pembatasan kebebasan sosial:
a. Menyertakan pengertian
b. Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
c. Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
d. Terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.


Sejarah Perkembangan Masalah Kebebasan
Filsafat Yunani tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah kebebasan karena :

Adanya pandangan bahwa semua hal berada di bawah “nasib” dan “kehendak mutlak” yang mengatasi manusia dan para dewasa yang secara sadar atau tidak sadar menentukan tindakan. Jadi, tidak ada pertanggungjawaban manusia atas tindakannya.
Menurut pemikiran Yunani, manusia ialah bagian dari alam maka harus mengikuti hukum umum yang mengaturnya.
Manusia terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis.Jaman – jaman yang ada dalam sejarah Perkembangan Masalah Kebebasan :


i. Zaman Abad Pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentrik
ii. Zaman modern (percaya akal budi), perspektif teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik
iii Era Kontemporer (pascamodern), kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial

iv. Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri.


Sumber : PPT Filsafat

Thanks semua !!!

Pertemuan 7



Filsafat Manusia : Jiwa & Badan

Badan dan Jiwa adalah satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia. Ada dua aliran yang melihat badan dan jiwa secara bertolak belakang.

Monoisme
Monoisme adalah aliran yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah. 3 unsur bentuk aliran :


meterialisme : materi sebagai dasar segala hal
teori identitas : ,emgakui aktivitas mental manusia
idealisme : ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi, seperti pengalaman, nilai dan norma.
Dualisme
Dualisme merupakan badan dan jiwa adalah dua elemen yang berbeda dan terpisah. Perbedaan itu ada di dalam objek dan pengertian. Ada empat caban,yaitu :

interaksionisme : fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa
okkosionalisme : memasukkan dimensi ilahi dalam hubumgan badan dan jiwa
pararelisme : sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sistem kejadian jiwa di dalam jiwa manusia.
epifenomenalisme : melihat hubungan badan dan jiwa dari fungsi saraf.
Badan Manusia
- Badan adalah elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia.
- Pandanga tradisional badan = kumpulan berbagai entitas material yang membentuk makhluk. Mekanisme gerak badan bersifat mekanistik.
- Hakikat badan terletak pada aktivitas yang terjadi dalam badan


Jiwa Manusia
- Pandangan tradisional jiwa = makhluk halus, tidak bisa ditangkap indera.
- Jiwa harus dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia.
- James Pratt, empat hal kemampuan dasar jiwa :

menghasilkan kualitas penginderaan
mampu menghasilkan makna yang berasal dari penginderaan khusus
mampu memberi tanggapan pada hasil penginderaan
memberi tanggapan pada proses dalam pikiran dan kebaikan
- Agustinus : manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karena dorongan dari jiwa.




Sumber : PPT Filsafat

Berkaitan dengan materi ini, kami disuruh membuat sebuah dialog antara jiwa dan raga. Berikut ini adalah dialognya.

Dialog Jiwa dan Raga

yep, ini tugasnya, weird huh... we must make a dialogue of soul and body

Pada suatu hari jiwa dan raga bertemu lalu mereka berbincang-bincang....

Jiwa : Hai Raga, apaka kabar mu ?
Raga : Aku merasa kurang baik
Jiwa : Kenapa begitu ?
Raga : karena tubuhku dipaksa untuk melakukan aktivitas yang berlebihan sampai-sampai aku kurang istirahat. Bagaimana denganmu Jiwa ?
Jiwa : aku juga merasakan hal yang sama dengan mu.
Raga : Kenapa demikian ?
Jiwa : karena akupun butuh istirahat, walau aku ini tidak berbentuk, namun aku juga dapat merasakan lelah sama seperti dirimu raga. Entah kenapa sekarang aku ingin berpisah denganmu
Raga : aku hanya ingin memberi tahu satu hal kepadamu kalau kita itu bagaikan perangko dan lem tidak dapat dpisahkan,keculali kita dipisahkan oeh Yang Maha Kuasa karena kita diciptakan untuk selalu bersama. Apa yang kamu rasakan aku juga merasakannya.

Jumat, 26 September 2014

Pertanyaan Pak Bonar tentang kebebasan

Apakah manusia benar-benar bebas?

Iya, dan tidak. Tergantung siapa yang berpikir, pertama-tama kita harus mengetahui apakah arti kebebasan

Kebebasan memiliki dua arti, positif dan negative

Negative: tidak ada hambatan (tidak ada paksaan, tidak ada hambatan, tidak ada halangan, tidak ada aturan).
Positive: Penyempurnaan diri, menjadi lebih baik

Jadi menurut saya secara pribadi, kita semua itu benar-benar bebas, bahkan sangat bebas menurut saya, karena kita diberi kebebasan kita ingin seperti apa nantinya, tapi dengan catatan, kita bebas tapi dengan tanggung jawab, aneh? Memang, mengapa bebas tapi bertanggung jawab? Karena jika kita semua bebas namun tidak bertanggungjawab, maka akan terjadi chaos dimana-mana, dan kita tidak bisa hidup aman.


Jadi, kesimpulan saya adalah, kita bebas, tapi dengan sebuah tanggung jawab. kalau kita tidak bertanggungjawab akan kebebasan, ini akan terjadi

BREAKING NEWS: Tawuran Antarpemuda di Fly Over Klender Jakarta
Mereka memang bebas melakukan apa yang mereka mau, mempertahankan apa yang mereka percaya, tapi kebebasan tanpa kontrol menghasilkan sebuah chaos.


(sumber gambar:http://wartakota.tribunnews.com/2014/08/24/breaking-news-tawuran-antarpemuda-di-fly-over-klender-jakarta)
(sumber materi: ppt tentang kebebasan jumat, 26 September 2014)

Kamis, 25 September 2014

Pertemuan 6

Etika dan Moral

Etika berasal dari bahasa yunani "ethos" yang berarti kebiasaan, etika merupakan sebuah cabang filsafat mengenai nilai dan norma moral dalam hidup seseorang.

Etika menghimbau seseorang untuk bertindak sesuai dengan moralitas, karena itu merupakan tindakan yang baik dan benar baginya.

2 macam Etika
-Etika Deskriptif (berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap pola perilaku manusia)
-Etika Normatif (sesuai dengan kaidah)


Secara umum, moral adalah norma untuk menata sikap batin dan perilaku lahiriah. Dibagi 2:

Moral Filosofis  (penalaran akal budi dan pengamatan)
Moral Teologis  (berdasarkan wahyu/kitab dari otoritas)

Moral/Moralitas dikaitkan dengan sistem nilai tentang bagaimana kita harus bersikap.
Moral bersifat mutlak, berlaku dimanapun.

(sumber : Slide Filsafat Etika dan Moral)

Selasa, 23 September 2014

Pertemuan 5

Hey everybody, i'm back dan hari ini saya akan berbicara tentang silogisme, yap, silogisme, kayaknya sih itu dipelajari juga saat kita menduduki bangku sma. Langsung aja ya...

SILOGISME
Sebuah simpulan dari dua putusan atau premis2, menjadi suatu putusan yang baru. Silogisme ada dua macam, Silogisme Kategoris dan Hipotesis.

Silogisme Kategoris

  • silogisme yg premis dan simpulannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat). Memiliki 3 term (S) subjek, (P) predikat, dan (M) term-antara
  • Contoh: (Bentuk 1) M-P (Setiap yang hidup akan mati)                                                                                                     S-M (Anjing adalah yang hidup)                                                                                                         S-P (Maka, Anjing dapat mati)                                                                           Dapat dilihat bahwa M dan S adalah premis mayor dan P premis minor. Ingat!!! Premis minor (P) harus berupa penegasan
  • Contoh: (Bentuk 2) P-M (Lingkaran adalah bentuk bundar)                                                                                             S-M (Segitiga bukan bentuk bundar)                                                                                                 S-P (Segitiga bukan lingkaran)                                                                              Ingat!!! M jd P dalam premis mayor dan minor. Salah satu premis harus negatif, mayor bersifat umum.                                                                                                                            
  • Contoh: (Bentuk 3) M-P (Mahasiswa itu orang dengan tugas belajar)                                                                               M-S (Ada mahasiswa yang bodoh)                                                                                                     S-P  (Jadi, sebagian orang bodoh itu orang dengan tugas belajar)                          M dan S jadi premis mayor dan minor. Ingat!!! Premis minor itu penegasan dan kesimpulan bersifat partikular
  • Contoh: (Bentuk 4) P-M (Baju merupakan pakaian)                                                                                                         M-S (Sebagian pakaian melindungi badan)                                                                                         S-P  (Jadi, sebagian yang melindungi badan itu adalah baju)                                   M dan P mayor, S minor. Ingat!!! Minor berupa penegasan dan kesimpulan bersifat partikular.

Silogisme Kategoris Majemuk
Bentuk Silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, lebih dari 3 premis

Ephicemera: silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan.
  Semua arloji bermutu adalah arloji mahal, karena sukar pembuatannya.
  Arloji Mido itu adalah arloji baik, karena selalu tepat dan awet.
  Jadi, arloji Mido adalah arloji mahal.

Enthymema / atau entimem : silogisme yang penalarannya tdk mengemukakan semua premis secara eksplisit.
  Yg rohani itu tidak akan dapat mati.
  Jiwa manusia adalah rohani.
  Maka, jiwa manusia tidak akan dapat mati.
dapat disingkat jadi 
 Jiwa manusia adalah rohani. Jadi, tidak akan mati.

Polisilogisme : sekumpulan silogisme yang simpulan silogisme dijadikan satu premis untuk silogisme lain.
  Orang yang menginginkan lebih dari yang dia punya, merasa tidak puas. seseorang yang rakus adalah orang yang ingin lebih dari yang dimiliki. seseorang yang rakus adalah seseorang yang tidak merasa puas.
        seseorang yang kikir merasa tidak puas. Budi adalah orang yang kikir. Jadi, budi merasa tidak puas.

Sorites : Premis-premis yang dihubungkan dan disatukan satu sama lain.
 Org yg tdk mengendalikan keinginannya, menginginkan seribu satu barang.
  Org yg menginginkan seribu satu barang, banyak sekali kebutuhannya. Org yg banyak sekali kebutuhannya, tdk tenteram hatinya. Jadi org yg tdk mengendalikan keinginannya, tdk tenteram hatinnya.
(Sumber: Materi Silogisme PPT.)